Kamis, 24 November 2016

Tergesa-gesa jadi gaya hidup, Sarapan seimbang solusinya

“Maaa, aku berangkat yaa”  teriak Funny Van dari teras rumah sambil naik di jok motor yang sudah dipanaskan sejak 10 menit lalu.
“Aku juga berangkat Ma,” kata The Best Bast sambil naik di motor yang lain. Ke duanya menderu secara bersamaan keluar dari teras rumah.
“Heiii, sudah sarapan belum? Tanya Mamanya sambil berlari dari dalam rumah.
“Nggak Ma, udah telat nih” jawab Funny Van, “Ya udah kesiangan” tambah The Best Bast.
“Baru juga setengah enam lewat” jawab si Mama.
“Daag Mama” ucap mereka berdua.
Gaya hidup tergesa-gesa seolah-olah menjadi gaya hidup yang umum dialami setiap keluarga di kota besar seperti keluarga di atas. Patokan mulainya aktivitas tidak lagi berdasar pada jarum jam di dinding, tapi terang sinar matahari. Jika melihat hirukpikuknya aktivitas masyarakat pagi hari, dimana sudah banyak orang yang cepat-cepat pergi ke tempat kerja atau memburu rejeki. Masyarakat perkotaan berpacu dengan waktu mengejar jadwal kerja yang panjang, kemacetan lalu lintas serta tuntutan produktifitas kerja yang terus meningkat. Aktivitas yang dimulai sejak pagi hari hingga larut malam sudah menjadi kebiasaan yang terlihat dimana-mana, termasuk anak-anak sekolah yang harus berangkat lebih awal setelah jam sekolah maju mulai pukul 6.30.
Waktu aktivitas yang lebih panjang jika dibandingkan 10 atau 15 tahun lalu, termasuk pergi dan pulang menuju tempat kerja, sekolah atau beraktivitas setiap hari, memerlukan stamina dan kesehatan yang prima. Meski rata-rata hanya 5 hari seminggu, akibat tuntutan dan gaya hidup saat ini, masyarakat kota rentan terserang penyakit, terutama penyakit akibat gaya hidup itu sendiri.
Sarapan bisa saja menjadi kegiatan yang sering terlewatkan bahkan sering diabaikan, karena tuntutan pekerjaan atau kondisi lalu lintas yang memaksa orang untuk pergi lebih pagi. Sarapan di rumah dianggap membuang waktu, dan kemudian lebih memilih sarapan di kantor atau di sekolah. Akibatnya waktu sarapanpun menjadi molor, bahkan lebih sering brunch, istilah sarapan yang digabung dengan lunch, -breakfast and lunch.
Terkait dengan membiasakan gaya hidup sehat, saya cukup gembira ketika diajak untuk mengikuti diskusi dan konpers BELVITA, yang diselenggarakan di sebuah hotel berbintang 5 di Jakarta beberapa waktu lalu. Selain acaranya yang pasti mewah, jarang masalah sarapan dibahas dikaitkan dengan gaya hidup. Yang hadir untuk berbicara juga bukan sembarangan, salah satunya adalah Profesor Hardinsyah MS PhD, seorang professor Gizi FEMA IPB, yang menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizidan Pangan Indonesia (PERGIZI PANGAN Indonesia) dan Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI). Pembicara lain yang tampil, Andra Alodita, seorang selebiriti blogger yang juga berprofesi sebagai photographer.
Sunil Tahir
Acara ini digagas Mondelez Indonesia ini mengambil thema, Wholesome and Balanced Breakfast for Productive On The Go lifestyle. Dimulai dengan makan siang yang super lengkap dan dilanjutkan sesi photo booth BELVITA, diskusi diawali dengan sambutan Presiden Mondelez Indonesia Sunil Tahir. Dalam sambutannya Sunil mengungkapkan, Mondelez berkomitmen menciptakan produk yang sesuai dengan perubahan gaya hidup dan kebutuhan akan kesehatan konsumen. Mondelez meluncurkan BELVITA, biscuit yang dibuat khusus sarapan karena mengandung sereal whole grain (gandum utuh) yang mengandung karbohidrat dan 5 vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh.
Prof Hardinsyah menerangkan sedikitnya 30% rata-rata wanita dewasa jarang atau tidak sarapan pagi hari sesuai dengan data ang diperoleh dari 5 kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya dan Makassar.  Alasannya mulai dari tidak terbiasa, waktu yang sangat terbatas, takut gemuk sampai karena memang tidak ada makanan yang akan disantap untuk sarapan.
Menurut Prof Hardinsyah, pola hidup yang sehat harusnya diawali dengan sarapan yang sehat dan seimbang. Sarapan seimbang itu artinya cukup karbo, serat, protein dan vitamin. Kegiatan atau aktifitas fisik yang dimulai dengan sarapan yang sehat dan seimbang dapat memicu semangat kerja atau belajar untuk waktu yang cukup lama, sampai waktu makan siang. Sarapan yang baik kalau lambat diproses di dalam tubuh sehingga menimbulkan efek kenyang yang cukup lama juga. Kalau makanan itu cepat diproses dan dicerna, biasanya perut akan cepat merasa lapar. Whole grain (gandum utuh) yang banyak mengandung karbohidrat cenderung lambat diproses di dalam tubuh, sehingga baik untuk pencernaan terutama penderita diabetes, karena lambat untuk diubah menjadi gula darah.
Andra Alodita, food blogger yang juga photographer berbagi pengalaman tentang konsumsi sarapan yang biasa dikonsumsi keluarga kecilnya. Ibu dari batita ini mengatakan, ia terbantu dengan adanya sarapan praktis seperti biscuit BELVITA, karena ia cukup menambahkan segelas susu atau buah-buahan, asupan karbo dalam BELVITA sudah cukup mengenyangkan. Ia biasa makan 1 atau 2 bungkus BELVITA (sekitar 40 g) dengan ditambah buah2an dan segelas susu. Ia juga menyebutkan dengan adanya 2 rasa, Susu  dan Sereal serta Coklat, ia dapat berganti-ganti varian sehingga tidak bosan.

Menurut Andra, dengan aktivitas yang sibuk di kota besar seperti Jakarta, memang perlu ada solusi sarapan praktis yang sehat dan seimbang, agar tubuh tetap dapat fit dan bertenaga sampai jadwal makan siang. Belum lagi dengan kondisi lalu lintas yang padat, BELVITA dapat dikonsumsi sambil perjalanan ke tempat kerja, atau sekolah bagi anak-anak. Kemasan praktis 2 tangkup BELVITA bisa masuk di kantong atau tas kecil yang tidak repot, katanya.




Selasa, 22 November 2016

Waspada kebutaan, Diabetes Retinopati mengintai

Kehadiran saya di acara Simposium Nasional Hari Diabetes Internasional Kementerian Kesehatan kali ini mungkin yang ke sekian saat membahas penyakit Diabetes. Tak bosan-bosannya Kementerian Kesehatan mengadakan acara diskusi, seminar, launching dan lain-lain tentang diabetes menunjukkan betapa seriusnya Kementerian Kesehatan dalam mengatasi prevalensi penderita Diabetes di Indonesia.
Penyandang diabetes di Idonesia selama 10 tahun meningkat dengan tajam, bahkan orevalensi tahun 2030, diperkirakan akan mencapai 21.3 juta orang. Hal ini disebabkan banyak orang yang tidak sadar menderita dibetes karena gaya hidupnya. Berdasar data Riskesdas 2013, hanya 1 dari 3 orang yang sadar dirinya menyandang diabetes, sementara 2 lainnya tidak sadar.
Banyaknya masyarakat dewasa yang belum atau tidak sadar dirinya menderita diabetes karena masih rendahnya kemauan untuk memeriksakan diri secara mandiri. Pertanyaan ini mungkin sederhana, berapa kalikah pembaca (terutama usia lebih dari 40 tahun) memeriksakan gula darahnya dalam 1 bulan terakhir? Jawabannya mungkin berbeda-beda, ada yang rutin 1 minggu 1X, ada yang 1-2 X sebulan atau mungkin belum sama sekali. Mengapa memeriksakan gula darah sangat penting?
Penyakit yang digolongkan dengan Penyakit tidak menular ini lebih banyak diakibatkan gaya hidup yang tidak sehat. Direktur Pengendalian Penyakit tidak Menular, Dr. Lilik Sulistyowati, gaya hidup yang cenderung malas melakukan aktifitas fisik seperti olahraga, masih merokok, kurang istirahat, makanan yang tidak seimbang adalah penyebab golongan usia dewasa rentan menderita diabetes.
Diabetes merupakan penyakit tidak menular dengan tingkat kematian paling tinggi di dunia. Diabetes juga mengurangi produktivitas kerja dan tingkat pendapatan, mengurangi kualitas hidup yang kemudian mengarah kepada komplikasi selanjutnya, ungkap dr H.M Subuh, Direktur Jenderal pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, sebelum membuka symposium.
Dalam diskusi yang berlangsung di JHCC pertengahan November lalu, saya mendapat informasi baru yang sangat menarik. Acara seminar nasional tentang Diabetes menyambut hari Diabetes se dunia kali ini mengambil thema “Eyes on Diabetes”. Kali ini Kementerian Kesehatan mengajak untuk mencermati gangguan kesehatan mata akibat diabetes.
Dr Lilik Sulistyowati, dr HM Subuh MMPM, dan Prof Sidhartawan
Bagi saya yang menyandang diabetes sejak 2 tahun lalu, kesehatan mata saya memang sudah menurun, sehingga harus menggunakan kacamata baca jika ingin melihat sesuatu dakam jarak dekat. Membaca, menulis, atau bahkan mengetik di computer sudah tidak mampu saya lakukan dengan baik tanpa kacamata. Pada awalnya saya hanya menduga karena faktor U, usia yang tidak muda lagi memang sering saya baca akan mengalami penurunan penglihatan.
Tetapi dalam diskusi kali ini, ternyata diabetes dapat menyebabkan kebutaan, bukan hanya menurunkan fungsi penglihatan. Kebutaan yang disebut retinopaty adalah kondisi yang mempengaruhi kerja retina mata, yang merupakan lapisan syaraf yang berada di bagian belakang mata dan yang menangkap gambar yang dilihat mata dan mengirimkan informasinya ke otak agar dapat diterjemahkan oleh otak. Retinopati Diabetik pada awalnya menyebabkan pandangan mengabur dan dapat berkembang menjadi kebutaan jika tidak diobati. 
Dalam diskusi yang menghadirkan Prof. DR. dr. Sidhartawan Soegondo dijelaskan, Cepat atau lambat, diabetes akan menyebabkan komplikasi jika tidak diobati. Menurutnya Diabetes tipe 2 yang umumnya disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat dapat dicegah. Komplikasi itu dapat berujung pada bermacam-macam gangguan, mulai dari mata, jantung, darah tinggi yang dapat menyebabkan kematian. Diabetes adalah Ibu dari segala penyakit, sehingga logikanya jika diabetes adalah seorang ibu, ia akan melahirkan anak-anak berupa penyakit-penyakit lain. 80% penyandang diabetes dapat disembuhkan dengan  merubah gaya hidupnya.
Khusus untuk diabetes retinopaty, tidak ada gunanya mengkonsumsi wortwl atau vitamin A jika sudah mengalami gangguan itu, karena yang diserang adalah urat-urat syaraf yang menuju retina. Jika urat syarafnya sudah terganggu dan mengalami kerusakan, vitamin A, baik dalam bentuk obat atau kandungan dari wortel, tidak akan dapat dibawa. Istilahnya jalannya sudah rusak dan tidak bisa dilewati, sehingga tidak sampai ke tempat tujuan. Akibatnya penyandang diabetes retinopaty akan mengalami kemunduran penglihatan secara terus menerus hingga mengalami kebutaan. Yang perlu dilakukan adalah memperbaiki jalan atau urat sayaraf yang rusak atau mencegah kerusakan lebih lanjut.
Untuk mencegah jangan sampai mengalami kerusakan lebih lanjut, maka gaya hidupnya yang perlu diubah. Sesuai dengan program CERDIK, dari Kementerian kesehatan, Check kesehatan secara teratur, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik atau berolahraga, Diet makan seimbang, Istirahat yang cukup dan kendalikan/Kelola Stress. Sangat penting adalah melakukan check kesehatan secara teratur, salah satunya adalah melakukan cek gula darah.
Cek gula darah mandiri bisa dilakukan setiap saat, seminggu 1X, 2 X seminggu atau jika ingin lebih akurat adalah memeriksakan HbA1C sedikitnya3-6 bulan seX. Hal ini disebabkan penggantian sel darah secara alami terjadi setiap 3 bulan seX, sehingga dengan melakukan pengecekan HbA1C minimal 3 bulan sekali akan diketahui riwayat gula darah selama 3 bulan. Pengambilan darah untuk pengechekan HbA1C dilakukan melalui pembuluh darah Vena, bukan seperti pengechekan gula darah biasa lewat ujung jari. Hasil Laboratorium HbA1C harus dikonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan resume. Hasil itu akan menunjukkan seberapa besar tingkat gula darah selama 3 bulan, dan akan menunjukkan seberapa parah penyakit diabetes seseorang.
Bersama Prof Sidhartawan 
Prof Sidhartawan juga menjelaskan pentingnya penyandang diabetes melakukan screening, diagnose awal dan mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan melalui tata laksana yang terintegrasi secara menyeluruh. Screening diabetes tipe 2 sangat penting untuk dapat memodifikasi dan mengurangi resiko terjadinya komplikasi dan kematian dini (premature).
Dr Lilik Sulistyowati menjelaskan dalam menanggulangi tantangan-tantangan akibat diabetes tersebut, Kementerian kesehatan mengutamakan upaya promotif dan preventif, salah satunya melalui revitalisasi puskesmas sebagai layanan tingkat primer, karena implementasi pengobatan di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertumpu pada pelayanan puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. (FKTP). Diharapkan dengan peningkatan pelayanan di puskesmas maka tatalaksana pengobatan diabetes dapat dilakukan secara menyeluruh.

Beberapa pernyataan dari Dr Lilik mengingatkan saya untuk terus dan tidak bosan membagi informasi seperti ubah gaya hidup dengan Pola hidup CERDIK, memberikan edukasi secara bertahap, yang belum tahu jadi paham, yang sudah paham mulai mengubah gaya hidupnya. Dari waktu ke waktu Kementerian Kesehatan berusaha melakukan upaya-upaya agar yang sehat tidak menjadi sakit, yang sakit tidak menjadi cacat, dan yang cacat tidak bertambah parah.


contoh hasil pemeriksaan HbA1C

Minggu, 20 November 2016

Menghayati peran dan kedudukan Awak Mobil Tanki dalam distribusi BBM di Indonesia

Awalnya saya mengira undangan PT Pertamina Patra Niaga yang mengundang para Blogger termasuk saya adalah undangan biasa. Undangan yang kerap saya hadiri, terutama untuk sosialisasi kebijakan atau informasi baru seperti halnya sebuah institusi atau lembaga.
Nyatanya sedikit berbeda ketika saya dan beberapa rekan, bahkan ada yang datang dari Surabaya, saat bertemu  Pjs Manajer External Communication di kantor Pusat Pertamina, Ibu Susilowati. Beliau yang sudah bekerja lebih dari 30 tahun memberikan informasi tentang isu akan mogok kerjanya awak mobil tanki yang bekerja di Terminal Bahan Bakar Minyak Plumpang Jakarta Utara yang perlu dijernihkan dan diklarifikasi agar tidak berkembang menjadi isu yang kontra produktif.
Isu mogok kerja ini sudah berlangsung sejak awal November lalu, tepatnya tgl 1 – 4 Novemeber. Menurut beliau isu ini dikembangkan secara massif di media social dengan melibatkan berbagai federasi buruh. Isu mogoknya Awak Mobil Tanki (AMT) ini jika dibiarkan dan terus dihembuskan secara negative dikhawatirkan akan mengganggu proses distribusi bahan bakar minyak ke seluruh Jabodetabek hingga Sukabumi.
Padahal isu ini tidak begitu nyata terdengar, karena mengingat awal November lalu ada isu yang jauh lebih besar tentang  penistaan agama. Meski demikian ternyata isu mogok AMT yang bekerja mendistribusikan Bahan Bakar Minyak dari Terminal Bahan Bakar Minyak yang dikelola  PT Pertamina Patra Niaga dianggap sangat serius sehingga memerlukan klarifikasi lewat para blogger untuk meredam isu itu.
Dari informasi yang saya peroleh membawa kami dan rombongan bertandang ke TBBM Plumpang untuk menyaksikan lebih dekat dan menggali informasi yang sesungguhnya terjadi. Di Plumpang, kami diterima oleh beberapa pejabat Pertamina Patra Niaga, seperti  Bpk. Bahtra Insan Tarigan, Manager Corporate Communication & CSR, serta beberapa staff dan supervisor TBBM Plumpang.
Distribusi bukan core bisnis
Dari Bpk. Bahtra Insan saya peroleh informasi, isu mogok AMT yang sudah berlangsung selama 16 hari sejak 1 November lalu pada intinya adalah tuntutan para AMT untuk menjadi karyawan tetap Pertamina, karena selama ini mereka hanyalah tenaga kerja yang dioutsourcing oleh PT Pertamina, khususnya PT Pertamina Patra Niaga.
Tuntutan yang disuarakan sekitar 100 orang dari 1200 AMT yang bekerja mendistribusikan BBM dari TBBM Plumpang ternyata telah ditunggangi oleh beberapa federasi buruh di sekitar lokasi TBBM seperti buruh pelabuhan dll. Pasdahal tuntutan yang sama sebenarnya sudah inkrah sejak tahun 2014 lalu dengan keputusan tingkat kasasi yang memutuskan bahwa tidak mungkin AMT diangkat sebagai karyawan tetap Pertamina, karena antara AMT dan PT Pertamina khususnya PT Pertamina Patra Niaga tidak ada hubungan kerja secara langsung.
Menurut Bpk. Bahtra, pekerjaan distribusi BBM bukanlah core bisnis dari Pertamina, atau PT Pertamina Patra Niaga tetapi pekerjaan itu tetap penting dilakukan karena menyangkut harkat hidup orang banyak. Karena bukan core bisnis maka pekerjaan distribusi itu diserahkan kepada pihak ketiga dengan diawasi secara ketat oleh PT PPN. Karena itulah PT PPN menganggap tuntutan AMT sulit untuk dikabulkan, apalagi dalam kontrak kerja kepada para Vendor yang menyediakan SDM AMT sudah djelaskan filosofi pekerjaan AMT tersebut.
PT Pertamina bukanlah satu-satunya perusahaan yang melakukan pekerjaan dari negara, melainkan satu diantara beberapa perusahaan yang mendapatkan pekerjaannya melalui tender. Kontrak kerja dari negara  itu masa berlakunya setiap 2 tahun dan setiap 2 tahun dilakukan tender ulang. Karena perkerjaan pengelolaan Bahan Bakar Minyak itu sifatnya temporer dan massif, diperlukan pemisahan pekerjaan yang dilakukan langsung dan pekerjaan yang diserahkan kepada pihak ke 3. Karena distribusi ini hanya bersifat penunjang dan negara menugaskan bahan bakar yang dikelola harus sampai di SPBU, maka tugas itu tidak dapat ditolak. Pekerjaan itu akhirnya dilakukan  dengan cara mendelegasikan kepada pihak ke 3. PT PPN menyediakan sarana seperti mobil tanki dengan berbagai ukuran, sementara awak yang mengemudikan mobil tanki itu diserahkan pengelolaannya kepada Vendor yang mampu menyediakan tenaga-tenaga yang sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
Dengan demikian jelas perusahaan Vendor SDM mensuplly tenaga-tenaga yang kompeten untuk dipekerjakan membawa dan mendistribusikan BBM PT PPN dari TBBM Plumpang ke berbagai SPBU. TBBM Plumpang bertugas mensuplly BBM ke seluruh daerah Jabodetabek hingga Sukabumi.
Pertamina menjamin pasokan BBM tetap aman
Isu mogok AMT ini sebenarnya sudah berulangkali dan biasanya hanya melibatkan beberapa orang yang tidak puas karena telah diputus kontrak akibat indisipliner atau hal-hal lain atau AMY bermasalah yang telah mendapat SP1 hingga SP3. Tetapi PT Pertamina menganggap proses distribusi bisa terganggu dan akan merugikan banyak orang jika AMT yang mogok mencapai 1000 orang seperti yang dihembuskan lewat media-media sosial. Karena itu meski sebenarnya bisa saja menolak, nyatanya PT PPN telah melakukan temu bicara sampai 4 X yang difasilitasi pihak kepolisian dengan diawasi pihak ketenaga kerjaan Jakarta.
PT PPN yang tidak mau mengambil resiko telah mengerahkan AMT cadangan yang selama ini belum bekerja untuk mengantisipasi kejadian yang terburuk. Sebanyak 400 AMT cadangan dari Jabodetabek dan 600 dari daerah telah dikerahkan dan dikumpulkan di TBBM Plumpamg. Ternyata isu mogok besar-besaran 4 November bertepatan dengan demo yang skalanya lebih besar tidak terjadi. AMT yang mogok berkisar 40 hingga 100 orang, sehingga sebenarnya proses distribusi tetap berlangsung normal dan tetap aman. Memang pada puncak aksi demo sempat membuat beberapa armada truk tanki tertahan di pintu keluar (Get Out), tetapi setelah PT PPN meminta aparat kepolisian menghalau aksi para AMT yang berdemo,armada truk tanki dapat keluar dengan aman dan tetap mendistribusikan BBM ke SPBU-SPBU dengan tanpa gangguan.
PERAN AMT Penting tapi mogok bukan alasan
Menurut Bpk. Bahtra Insan peran AMT sangat penting dalam mendistribusikan BBM kepada masyarakat, tetapi mogok kerja sebagai alasan untuk menuntut yang bukan haknya menurut beliau adalah salah. Perasaan bangga dan bersyukur sebagai AMT yang mendistribusikan BBM ke masyarakat tercermin dari pengakuan Pak Agus dan Pak Soleh, para AMT yang sempat kami temui dan wawancara di Plumpang. Pak Agus, asal Palembang, mengatakan  tetap mengaku sebagai crew driver BBM dan tidak mengaku-ngaku sebagai karyawan Pertamina jika ditanya apa pekerjaannya. Pria lulusan S1 Ekonomi yang tinggal di Bogor ini sudah bergabung sejak tahun 2007,  merasa perlakuan PT Pertamina melalui perusahaan PT SSS sebagai perusahaan Vendor sudah sangat baik. Terbukti ketika mengalami kecelakaan kerja, ia tidak mengeluarkan biaya sepeserpun, karena semua ditanggung oleh perusahaan. Bagi Pak Agus, meski telah berganti lebih dari 2 kali perusahaan vendor, pekerjaan sebagai AMT sangat disyukuri karena penghasilannya setiap tahun meningkat, baik karena UMP yang naik maupun adanya uang performance yang dirasakan memicu semangatnya untuk tetap bekerja dengan baik.
Demikian juga Pak Soleh, AMT asal Indramayu yang telah memiliki 2 orang anak dan sudah bergabung menjadi AMT sejak tahun 2007. Pak Soleh menilai pekerjaan AMT sebagai sebuah pekerjaan yang patut disyukuri karena ia mampu menyekolahkan anak-anaknya, dan saat ini putrinya yang pertama sudah duduk di bangku SLTA. Ketika ditanya mengenai unjuk rasa dan aksi demo yang dilakukan oleh kawan-kawannya sesama AMT, pak Soleh mengaku banyak mendapat curhat dari kawan-kawan yang menyesal telah ikut-ikut demo. Karena rata-rata para AMT tinggal berdekatan di sekitar depo Plumpang, banyak juga AMT yang mengatakan ingin kembali dan berharap dapat tetap dipekerjakan.
Menurut pak Bahtra, isu mogok dan unjuk rasa ini telah menghabiskan banyak biaya, karena Pertamina menganggap distribusi BBM adalah hal yang sangat sensitive. Tidak ada toleransi bagi mereka yang mencoba-coba mengganggu jalannya distribusi BBM karena itu adalah tugas dari negara dan PT PPN wajib mengamankan tugas itu berapapun biayanya. Jika saat ini PT PPN belum mengambil sikap tegas dan masih mau melakukan temu bicara, hal itu dilakukan karena PT Pertamina mengedepankan rasa kekeluargaan. Tetapi jika mengingat aksi demo ini sudah dilakukan lebih dari 2 minggu dan akibatnya AMT yang melakukan demo tidak melaksanakan perkerjaannya, tentu saja akan mendapat konsekwensi sesuai kontrak yang sesungguhnya akan segera berakhir di bulan Desember mendatang.

Sesungguhnya saya menjadi mengerti mengapa seharusnya AMT lebih bersyukur dibanding menuntut apa yang sebenarnya bukan hak mereka. Jika saja mereka mau bercermin kepada awak AMT yang telah bertahun-tahun bahkan belasan tahun bekerja, apa yang mereka dapatkan terbukti lebih baik daripada teman seprofesi yang bekerja di tempat lain.

Sabtu, 05 November 2016

TANGKAL Kolesterol Untuk Indonesia Sehat

Hadir dalam acara yang mengajak masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat adalah sesuatu yang menyenangkan. 

Saat usia muda, kita cenderung melupakan merawat kesehatan. Merasa muda, kuat dan sehat. Padahal itu hanya perasaan. Kenyataan hidup bukanlah perasaan. Mengejar target, ingin menjadi yang terbaik, berusaha semaksimal mungkin, cenderung membuat lupa bagaimana menjalani hidup yang sehat. Pola hidup sehat adalah pola yang sederhana. Makan teratur dalam jumlah cukup. Olahraga dan jalani hidup dengan enjoy.

Kenyataannya, saat kita mengejar target atau di kejar laporan kerjaan, kegiatan makan menjadi yang terlupakan. Sesekali, barangkali tidak apa-apa. Tapi kita tersadar manakala penyakit datang. Padahal kalau mau jujur, penyakit datang, semacam peringatan tubuh yang minta diperhatikan.

Atau sebaliknya karena jam makan terlewati, maka kita makan berlebihan. Pola makan menjadi kacau dan asupan makananpun tidak terkontrol. Tekanan pekerjaan atau target-target yang kita tentukan, berbalik menjadi sesuatu yang menekan dan akhirnya stress. Lalu penyakit silih berganti, rajin mengunjungi kita. Mulai dari maag, tahu-tahu kolesterol meningkat, eh si jantung ikut-ikutan mogok. Lewat acara CholesTERROR FREE Festival, Kalbe Farma mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan melakukan pencegahan kolesterol tinggi  lewat TANGKAL

Apa yang saya tuliskan adalah apa yang saya dengar dari narasumber yang memberi paparan santai ringan namun penuh kejutan di acara Press Conference di sela-sela Acara CholesTERROR FREE Festival, di Ecovention Ancol, Minggu 30 Oktober 2016.



Ke empat pembicara yang terlihat segar-Sehat dan Bugar memberikan pemamaparan dengan santai namun sarat pesan positif. Ke empatnya adalah:

1. Vito A. Damay, Sp. JP, M.Kes, FIHA, FICA, dari KlikDokter.com
2. Prof Dr. dr. Budhi Setianto, Sp.JP (K) dari Yayasan Jantung Indonesia
3. Ongkie TedjasuryaManaging Director Kalbe Nutritional
4. Mr Olavi, Kalbe Nutritionals

Vito A. Damay, Sp. JP, M.Kes, FIHA, FICA, dari KlikDokter.com mengingatkan apa yang disebut seragan jantung mendadak bukanlah sesuatu yang mendadak. Pola makan dan gaya hidup menahun mempengaruhi metabolisme tubuh. Sehingga ketika terjadi penyempitan pembuluh darah, bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Yang perlu diwaspadai adalah saat jantung tiba-tiba berhenti mendadak karena penyempitan pembuluh darah yang sudah terjadi bertahun-tahun. Kita tidak pernah tahun, kapan kekuatan jantung terhenti memompa karena penyempitan pembuluh darah tadi.

Kita lupa saat sore-sore duduk ngemil aneka gorengan. Atau saat menikmati martabak manis dan kopi saat hujan turun. Bahwa metabolisma tubuh memiliki keterbatasan.  Prof Dr. dr. Budhi Setianto, Sp.JP (K) dari Yayasan Jantung Indonesia yang juga mentor dan gur dari dr. Vito membenarkan apa yang disampaikan Dr. Vito. Prof. Budi mengingatkan kita untuk menjalani hidup dengan seimbang. Kerja keras, makan dan istirahat cukup jangan lupa berdoa. Ya sesederhana itu. Tapi kenyataan prakteknya nggak sesederhana itu.

Bicara Kolesterol tinggi dan jantung adalah dua penyakit yang datang karena gaya hidup. Jika selama ini kita beranggapan, keduanya datang di saat usia tinggi, kenyataannya tidak demikian. Fakta menunjukan  stroke dan jantung yang disebabkan kolesterol tinggi juga hingga pada oarng dengan usia muda. Memang berdasarkan data, Kaum pria berpeluang terkena stroke dan jantung di atas usia 40 an dan Perempuan di atas usia 50 an. Ini menunjukan perempuan lebih kuat. 


Kalbe Farma memproduksi Nutrive benecol dalam bentuk Minuman siap saji dan minuman cerelia. Nutrive benecol mengandung Plant stanol ester. Pengkonsumsian nutrive benecol secara teratur selama 2-3 minggu terbukti mampu menurunkan kolesterol. Terkena penyakit diuia muda akan sangat menggangu produktifitas. Dalam cakupan yang lebih luas, bangsa dan negara akan terpengaruh jika produktifitas terganggu karena gangguan kesehatan.

Ongkie TedjasuryaManaging Director Kalbe Nutritional mengajak masyarakat untuk Mencegah Kolesterol dengan TANGKAL. TANGKAL bukanlah sebuah program, melainkan sebuah gerakan yang mengajak masyarakat untuk kembali menjalani pola hidup sehat.





Ayo Indonesia TANGKAL Kolesterol. Untuk Indonesia sehat, bersama kita pasti bisa. Mulai dengan diri sendiri dan keluarga. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat berperan penting menjadi role model bagi lingkungan. Masyarakat sehat, negara kuat.